Selasa, 05 Maret 2013

Misyu







Rindu selalu soal ruang dan waktu

maka ku lepaskan kini di sisiku

Mencumbui sunyi merangkum seluruh gerakku

Rindu selalu soal makna

Seperti  menemukan "aku dan kamu"

Menua dalam sejarah yang direka bersama

Setia tanpa mendua


-------------
DFR
Read More..

Jumat, 01 Maret 2013

Mengenali dan Mengembangkan Potensi Anak Penyandang Autisme


MENGENALI DAN MENGEMBANGKAN
POTENSI   ANAK PENYANDANG AUTISME

Pengertian Potensi
         Potensi adalah kemampuan atau kekuatan atau daya, dimana potensi dapat merupakan bawaan (bakat) dan hasil dari stimulus atau latihan dalam perkembangan anak.
         Potensi anak akan tumbuh seiring perkembangan anak.
         Penggalian potensi anak bukan sesuatu yang instan.

FIVE KEYS dalam mengembangkan potensi anak
1.      Setiap anak memiliki bakat; anak dengan kebutuhan khusus juga mempunyai kemampuan spesial.
2.      Bakat harus dikembangkan melalui latihan dan rangsangan secara terus menerus.
3.      Stimulasi sejak usia dini melalui kegiatan yang menyenangkan (bermain).
4.      Tugas orang tua-lah mengenali & mengembangkan bakat anak (Membutuhkan ketekunan, kesabaran, ketelatenan, kreativitas).
5.      Kembangkan bakat sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Potensi Anak Autisme
Potensi Anak Autisme
Cara Mengembangkan Potensi
         Sama seperti anak normal hanya saja perkembangannya mengalami hambatan.
         Sering tidak dapat berkembang karena masalah perilaku.
         Diperlukan metode khusus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak
         Penanganannya harus kontinyu dan terprogram.
         Menangani masalah sensorik, seperti hipersensitif, hiposensitif atau kombinasi keduanya
         Fokus pada kelebihan anak
         Mengenali kecerdasan majemuk
         Mengenali gaya belajar anak
         Empati

Tabel 1 : Potensi Anak Autisme

Perilaku Bermasalah Anak Autisme
Masalah Perilaku
Penanganan Perilaku Bermasalah
1.      Perilaku berlebihan :      misalkan tantrum, berlari-larian, melompat-lompat, dll.
2.      Perilaku defisit: kurang perhatian, motivasi rendah, kurang mampu bersosialisasi, dll.
1.      Kenali karakteristik anak
2.      Analisa penyebab perilaku
3.      Ajarkan tingkah laku pengganti
4.      Konsisten dan intensif

Tabel 2 : Perilaku Bermasalah Anak Autisme

Gardner : KECERDASAN MAJEMUK
  1. S patial – visual  intelligence
  2. L inguistic intelligence
  3. I nterpersonal intelligence
  4. M usical intelligence
  5. N aturalist intelligence
  6. B odily-kinesthetic intelligence
  7. I ntrapersonal intelligence
  8. L ogical-mathematical intelligence

1.      Kecerdasan ruang
Ciri : 
  1. Bermain puzzle, balok, maze, membangun bentuk
  2. Mengamati gambar / poster /  film
  3. Berimajinasi membentuk bangunan lewat permainan
  4. Kreatif berimajinasi dengan mainan (internal imagery)

Stimulasi   :
  1. Menggambar, melukis, memberi buku ilustrasi
  2. Membuat prakarya
  3. Mengunjungi berbagai tempat (museum, obyek wisata)
  4. Menggunakan gambar, film, peta, slide, dll untuk merangsang rasa ingin tahu anak dan mengembangkan kemampuan bermain imajinasi dengan mainan
  5. Mengatur dan merancang (misal : rak sepatu, rak mainan, rak buku,  kamar tidur)sesuai kemampuan motorik dan usia anak

2.      Kecerdasan musikal (musical)
Ciri :
  1. Mudah mengenali dan mengingat nada
  2. menyukai kegiatan yang melibatkan pola ritmis sebagai alat bantu belajar (misal, ‘melagukan’ pelajaran yang sedang dipelajari)
  3. mudah mengenali dan mempertahankan beat lagu yang sedang didengar atau dimainkan
  4. peka terhadap ritme, ketukan, irama dan melodi lagu/musik
Stimulasi   :
  1. memperdengarkan musik
  2. menyanyikan atau memutar lagu (kaset / CD / radio)
  3. latihan mengenal ritme melalui gerak tubuh dan alat musik sederhana buatan sendiri
  4. belajar bersenandung melalui kegiatan bermain dan secara bertahap dengan lagu-lagu sederhana
  5. melakukan gerak berirama (menari-bebas mengikuti irama lagu)
  6. mendengarkan musik bersama dan mengajak anak untuk mengenali alat-alat musik yang digunakan, menggambar dengan musik, membuat alat musik sederhana.


3.      Kecerdasan naturalis/lingkungan (naturalist)
Ciri :
  1. Menikmati benda-benda dan cerita yang terkait dengan fenomena alam (misal, terjadinya awan dan hujan)
  2. Gemar mengumpulkan batu-batuan, kupu-kupu, kulit kerang,
  3. Menyukai binatang dan gemar mengamati perilaku binatang
  4. Menyukai kegiatan berkebun, menanam sesuatu serta mengamati pertumbuhan tanaman
  5. Senang dengan kegiatan yang berhubungan dengan alam (berkemah, memandangi awan, mengamati barisan semut, meneliti bunga-bunga, dll).
Stimulasi   :
  1. Memiliki binatang peliharaan (misal, ikan dalam akuarium)
  2. Menanam biji-bijian atau tumbuhan dalam tabung / pot
  3. Menggambar binatang/tumbuhan/bagian dari alam hasil pengamatan anak
  4. Membuat hiasan dari kerang atau bebatuan
  5. Mengajak anak dalam kegiatan di alam 
  6. Mengunjungi kebun binatang/taman safari, sea world, museum serangga, planetarium, perkebunan dan peternakan
  7. Memberikan pengetahuan untuk mengantisipasi bahaya alam, seperti : jenis binatang buas, serangga berbisa, tanaman dan jamur beracun, petir, banjir, dll

4.      Kecerdasan gerak tubuh
Ciri :
  1. keterampilan motorik halus dan kasar yang baik
  2. senang bergerak (berjalan, berlari, melompat, menari, dll)
  3. suka menyentuh sesuatu (eksplorasi melalui sentuhan/perabaan dan otot-otot)
  4. suka memperbaiki atau membongkar sesuatu
  5. sering menggunakan atau menggerakkan anggota tubuhnya ketika berbicara
Stimulasi   :
  1. Menari
  2. bermain peran
  3. bermain gesture (gerak tubuh dan tangan)
  4. drama, pantomim
  5. latihan fisik (misal, berjalan di atas papan, senam mencium lutut, bermain lompat tali,  dll
  6. berbagai olah raga sesuai usia dan perkembangan motorik anak
  7. Bermain sepeda, sepatu roda, dll

5.      Kecerdasan logika-matematika
Ciri :
a.       pandai dalam matematika, catur, dan  memprogram komputer.
b.      Berpikir menggunakan pola-pola dan hubungan   antara pola-pola dengan angka.
c.       Pada masa kanak-kanak mereka tertarik pada musik dan bisa memainkan alat musik hanya dari mendengar saja.
Stimulasi   :
  1. mengelompokkan benda
  2. bermain puzzle, balok, lego
  3. memperkenalkan bentuk geometri dan pola
  4. mengukur sesuatu
  5. membandingkan berat benda
  6. bermain kartu, kalkulator,  komputer
  7. interaksi dengan konsep matematika dalam praktek (misal, menghitung belanjaan – sesuai usia)



Mengenali Gaya Belajar Anak
Gaya belajar visual
Gaya belajar kinestetik
         Dapat mengingat gambar dan informasi visual secara mendetil.
         Dapat memiliki rekaman video dalam memori.
         Alat bantu visual yang jelas dan menarik mutlak digunakan dalam belajar berbagai informasi, membuat jadwal, memberikan instruksi dan berkomunikasi.

         Masalah sensorik pada anak SA  menyebabkan kesulitan dalam konsentrasi dan kontrol diri.
         Proses belajar akan lebih berhasil bila dilakukan dengan mengerjakan langsung dan pada konteks sesungguhnya.
         Menurut penelitian, gerakan yang tepat diperlukan untuk mengembangkan cabang-cabang syaraf otak dan memperbaiki fungsi sensorik.
Tabel 3 : Gaya Belajar Anak Autisme

Empati Pada Anak Autisme
Pengertian
Manfaat
Cara mengembangkan
         Kemampuan untuk memahami kondisi anak dan bagaimana anak menghayati dirinya dan dunia luar.
         Untuk dapat menetapkan penanganan yang efektif perlu berempati terhadap anak.
         Mengembangkan empati tidak selalu mudah karena adanya perbedaan dalam mempersepsi dunia luar pada anak-anak dengan masalah tingkah laku.
         Menciptakan hubungan yang  intim secara emosional yang selanjutnya memberikan rasa aman dan dimengerti pada anak.
         Meningkatkan keinginan membuka diri pada anak, baik secara verbal maupun non verbal.
         Mengetahui alasan dibalik tingkah laku anak sehingga dapat diberikan respon dan penanganan yang tepat.
         Observasi
         Wawancara dengan orang-orang yang dekat dengan anak
         Terlibat dalam kegiatan yang diminati anak
         “Mendengarkan” ungkapan diri anak (kata-kata, hasil karya, surat)
         Meniru tingkah laku anak

Tabel 4 : Empati Pada Anak Autisme

Read More..

Deteksi Dini Anak dengan Autisme




Pengertian Autisme

Perilaku Autisme

Penyebab Autisme

Autisme adalah salah satu kelompok gangguan pada anak, yangg ditandai munculnya gangguan dan  keterlambatan pada bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya.

1.      Perilaku yg eksesif (berlebihan), ditandai dengan hiperaktif dan tantrum.
2.      Perilaku yg defisit (berkekurangan), ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai, emosi tidak tepat, defisit sensoris.
1.      Gangguan autis terjadi pada fase pembentukan organ-organ, yaitu pada usia kehamilan 0 – 4 bulan.
2.      Gangguan pada organ atau saraf otak lobus parietalis (anak tidak peduli dengan lingkungan).














Tabel 1 : Pengertian, Perilaku, dan Penyebab Autisme


INDIKATOR
Komunikasi
a)      Ekspresi wajah datar
b)     Tidak menggunakan bahasa /I syarat tubuh
c)      Jarang memulai komunikasi
d)     Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang
e)      Membeo kata-kata, kalimat-kalimat, nyanyian
Interaksi Sosial
a)      Tidak responsif
b)      Kontak mata terbatas
c)      Kurang mampu berempati
d)     Lebih suka menyendiri
e)      Tidak tertarik bermain bersama teman
f)       Menggunakan tangan orang lain sebagai alat
Perilaku
a)      Adanya suatu kelekatan pada rutinitas atau ritual tertentu
b)      Adanya suatu preokupasi yang terbatas pada pola perilaku yg tidak normal
c)      Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang
Gangguan Sensoris
a)      Sangat sensitif terhadap sentuhan
b)      Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
c)      Senang mencium-cium atau menjilat benda
d)     Tidak sensitif terhadapa rasa sakit dan rasa takut
Pola Bermain
a)      Tidak bermain seperti anak pada umumnya
b)      Tidak suka bermain dengan teman sebaya
c)      Tidak bermain sesuai dengan fungsi mainan
d)     Menyenangi benda-benda yang berputar
e)      Dapat sangat lekat dengan benda tertentu
Emosi
a)      Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas
b)      Temper tantrum
c)      Kadang suka menyerang dan merusak
d)     Tidak mempunyai empati
e)      Kadang menyakiti diri
Tabel 2 : Indikator – Indikator Anak Autisme

Deteksi Dini Anak Autis
*      Berguna untuk dapat segera melakukan intervensi atau penanganan secara tepat, mencegah menjadi anak autis.
*      Usia ideal 2 – 3 tahun.
*      Persiapan masuk sekolah reguler.

Bagaimana Mendeteksi Dini ?
Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.      Indikator perilaku autis (segala usia)
2.      The CHAT Screen (< 3 thn)
3.      Check-list ICD-10 dari WHO

Deteksi Dini Berdasarkan Usia pada Tahap Perkembangan
0 – 6 bulan
6 – 12 bulan
1 – 2 tahun
2 – 3 tahun
a.       Bayi tampak terlalu tenang
b.      Terlalu sensitif, cepat terusik
c.       Gerakan tangan/kaki berlebihan
d.      Tidak babbling
e.       Tidak kontak mata (> 3 thn)
f.       Perkembangan motorik kasar/halus tampak normal

a.       Sulit bila digendong
b.      Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan
c.       Tidak ditemukan senyum sosial

a.       Kaku bila digendong
b.      Tidak mau bermain permainan sederhana
c.       Tidak mengeluarkan kata
d.      Memperhatikan tangannya sendiri
e.       Tidak tertarik pada boneka

a.       Tidak tertarik bersosialisasi dgn anak lain
b.      Melihat orang sbg “benda”
c.       Tertarik pada benda tertentu
d.      Kontak mata terbatas
e.       Kaku bila digendong
Tabel 3 : Deteksi Dini Berdasarkan Usia pada Tahap Perkembangan

Read More..