Rindu selalu soal ruang dan waktu
maka ku lepaskan kini di sisiku
Mencumbui sunyi merangkum seluruh gerakku
Rindu selalu soal makna
Seperti menemukan "aku dan kamu"
Menua dalam sejarah yang direka bersama
Setia tanpa mendua
-------------
DFR
On the way to be a GreatMuslimah, GreatPsychologist, GreatPreneur & GreatAuthor
Potensi Anak Autisme
|
|
Potensi Anak Autisme
|
Cara
Mengembangkan Potensi
|
•
Sama seperti anak normal hanya saja
perkembangannya mengalami hambatan.
•
Sering tidak dapat berkembang karena masalah perilaku.
•
Diperlukan metode khusus yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan anak
•
Penanganannya harus kontinyu dan
terprogram.
|
•
Menangani masalah
sensorik, seperti hipersensitif, hiposensitif atau kombinasi keduanya
•
Fokus pada kelebihan
anak
•
Mengenali kecerdasan
majemuk
•
Mengenali gaya
belajar anak
•
Empati
|
Perilaku
Bermasalah Anak Autisme
|
|
Masalah
Perilaku
|
Penanganan
Perilaku Bermasalah
|
1. Perilaku
berlebihan : misalkan tantrum,
berlari-larian, melompat-lompat, dll.
2.
Perilaku defisit:
kurang perhatian, motivasi rendah, kurang mampu bersosialisasi, dll.
|
1. Kenali
karakteristik anak
2. Analisa
penyebab perilaku
3. Ajarkan
tingkah laku pengganti
4. Konsisten
dan intensif
|
Mengenali
Gaya Belajar Anak
|
|
Gaya belajar
visual
|
Gaya
belajar kinestetik
|
•
Dapat mengingat
gambar dan informasi visual secara mendetil.
•
Dapat memiliki
rekaman video dalam memori.
•
Alat bantu visual
yang jelas dan menarik mutlak digunakan dalam belajar berbagai informasi,
membuat jadwal, memberikan instruksi dan berkomunikasi.
|
•
Masalah sensorik pada
anak SA menyebabkan kesulitan dalam
konsentrasi dan kontrol diri.
•
Proses belajar akan
lebih berhasil bila dilakukan dengan mengerjakan langsung dan pada konteks
sesungguhnya.
•
Menurut penelitian,
gerakan yang tepat diperlukan untuk mengembangkan cabang-cabang syaraf otak
dan memperbaiki fungsi sensorik.
|
Empati Pada Anak Autisme
|
||
Pengertian
|
Manfaat
|
Cara
mengembangkan
|
•
Kemampuan untuk memahami kondisi anak dan bagaimana anak
menghayati dirinya dan dunia luar.
•
Untuk dapat menetapkan penanganan yang efektif perlu
berempati terhadap anak.
•
Mengembangkan empati tidak selalu mudah karena adanya
perbedaan dalam mempersepsi dunia luar pada anak-anak dengan masalah tingkah
laku.
|
•
Menciptakan hubungan
yang intim secara emosional yang
selanjutnya memberikan rasa aman dan dimengerti pada anak.
•
Meningkatkan
keinginan membuka diri pada anak, baik secara verbal maupun non verbal.
•
Mengetahui alasan
dibalik tingkah laku anak sehingga dapat diberikan respon dan penanganan yang
tepat.
|
•
Observasi
•
Wawancara dengan
orang-orang yang dekat dengan anak
•
Terlibat dalam
kegiatan yang diminati anak
•
“Mendengarkan” ungkapan diri anak (kata-kata, hasil karya, surat)
•
Meniru tingkah laku
anak
|
Pengertian Autisme
|
Perilaku
Autisme
|
Penyebab Autisme
|
Autisme
adalah salah satu kelompok gangguan pada anak, yangg ditandai munculnya
gangguan dan keterlambatan pada bidang kognitif,
komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya.
|
1. Perilaku yg eksesif (berlebihan), ditandai dengan hiperaktif dan tantrum.
2. Perilaku yg defisit (berkekurangan), ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai, emosi tidak tepat, defisit sensoris.
|
1. Gangguan autis terjadi pada fase pembentukan organ-organ, yaitu pada usia kehamilan 0 – 4 bulan.
2. Gangguan pada organ atau saraf otak lobus parietalis (anak tidak peduli dengan lingkungan).
|
INDIKATOR
|
Komunikasi
|
a) Ekspresi wajah datar
b) Tidak menggunakan bahasa
/I
syarat tubuh
c) Jarang memulai komunikasi
d) Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang
e) Membeo kata-kata, kalimat-kalimat, nyanyian
|
Interaksi
Sosial
|
a) Tidak responsif
b) Kontak mata terbatas
c) Kurang mampu berempati
d) Lebih suka menyendiri
e) Tidak tertarik bermain bersama teman
f) Menggunakan tangan orang
lain sebagai alat
|
|
Perilaku
|
a) Adanya suatu kelekatan pada rutinitas atau ritual tertentu
b) Adanya suatu preokupasi yang terbatas pada pola perilaku yg tidak normal
c) Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang
|
|
Gangguan
Sensoris
|
a) Sangat sensitif terhadap sentuhan
b) Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
c) Senang mencium-cium atau menjilat benda
d) Tidak sensitif terhadapa rasa sakit dan rasa takut
|
|
Pola Bermain
|
a) Tidak bermain seperti anak pada umumnya
b) Tidak suka bermain dengan teman sebaya
c) Tidak bermain sesuai dengan fungsi mainan
d) Menyenangi benda-benda yang berputar
e) Dapat sangat lekat dengan benda tertentu
|
|
Emosi
|
a) Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas
b) Temper tantrum
c) Kadang suka menyerang dan merusak
d) Tidak mempunyai empati
e) Kadang menyakiti diri
|
Deteksi Dini
Berdasarkan Usia pada Tahap Perkembangan
|
|||
0 – 6 bulan
|
6 – 12 bulan
|
1 – 2 tahun
|
2 – 3 tahun
|
a.
Bayi tampak
terlalu tenang
b.
Terlalu
sensitif, cepat terusik
c.
Gerakan
tangan/kaki berlebihan
d.
Tidak babbling
e.
Tidak kontak
mata (> 3 thn)
f.
Perkembangan motorik kasar/halus tampak normal
|
a. Sulit bila digendong
b. Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan
c. Tidak ditemukan senyum sosial
|
a. Kaku bila digendong
b. Tidak mau bermain permainan sederhana
c. Tidak mengeluarkan kata
d. Memperhatikan tangannya sendiri
e. Tidak tertarik pada boneka
|
a. Tidak tertarik bersosialisasi dgn anak lain
b. Melihat orang sbg “benda”
c. Tertarik pada benda tertentu
d. Kontak mata terbatas
e. Kaku bila digendong
|