PERKEMBANGAN PERILAKU
REMAJA PADA MASA PUBERTAS
Asmiani Fawziah, Bela
Itri Agriani, Istianah, Nofitri Annu Radha, Yohana Linda P.
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai
masa topan badai dan stress (Storm and
Stress). Karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik
maka ia akan
menjadi seorang individu
yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa
menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Seperti halnya dengan
semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai
ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Pubertas adalah
masa ketika seorang
anak mengalami perubahan
fisik, psikis, dan pematangan
fungsi seksual. Masa
pubertas dalam kehidupan
kita biasanya dimulai saat
berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang
di usia 15
hingga 16 tahun. Perkembangan perilaku remaja pada masa
pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu perubahan
pada perkembangan perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual.
Kata kunci : perilaku, remaja, pubertas
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai
masa topan badai dan stress (Storm and
Stress). Karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik
maka ia akan
menjadi seorang individu
yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa
menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif,
sosioemosional, dan seksual. Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku remaja
yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu. Sedangkan
perilaku sosioemosianal merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan
emosi remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan sosialnya. Dan
perilaku seksual yakni suatu perilaku yang berkaitan erat dengan bagaimana
remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku tersebut tentunya berkaitan erat
dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut merupakan masa tumbuh kembang yang
dialami oleh semua remaja.
Pada
masa ini memang
pertumbuhan dan perkembangan
berlangsung dengan cepat. Itu dinamakan
masa pubertas. Pada perempuan pubertas
ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan mimpi basah. Kini,
dikenal adanya pubertas
dini pada remaja.
Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri,
DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon
estrogen. Hormon ini
diketahui sangat berperan
dalam mengatur perkembangan seks
wanita.
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu
adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka
berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan
keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan
disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada
anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu
diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting.
Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan
keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada
remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah
prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member mereka
pilihan-pilihan yang memadai. Untuk itu sebagao orang tua, dan masyarakat
harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya.
MASA REMAJA
Pengertian Masa Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata
latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
a) Menurut
Stanley Hall (1) Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan
badai dan stress (Storm and
Stress). Karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri,
kalau terarah dengan baik
maka ia akan
menjadi seorang individu
yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa
menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
b) Menurut Stanley
Hall (2) usia
remaja antara 12 sampai usia 23 tahun.
c) Menurut Erikson (3)
masa remaja adalah
masa yang akan
melalui krisis dimana
remaja berusaha untuk
mencari identitas diri (Search
for self - Identity).
d) Menurut
Piaget (4), masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
e) WHO
(5) mendefinisikan masa remaja merupakan periode perkembangan antara pubertas,
perlihan biologis masa anak-anak dan
masa dewasa, yaitu antara umur 10-20 tahun.
Ciri-Ciri
Masa Remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama
rentang kehidupan, masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah :
a. Masa
remaja sebagai periode yang penting
b. Masa
remaja sebagai periode peralihan
c. Masa
remaja sebagai periode perubahan
d. Masa
remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa
remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa
remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g. Masa
remaja sebagai masa yang tidak realistic
h. Masa
remaja sebagai ambang masa dewasa
Ciri
– Ciri Khusus Masa Remaja (6 )
a. ertumbuhan
fisik yang sangat cepat
b. Emosinya
yang tidak stabil
c. Perkembangan
seksual sangat menonjol
d. Cara
berpikirnya bersifat kausalitas ( hukum
sebab akibat )
e. Terikat
erat dengan kelompoknya
MASA PUBERTAS
Pengertian Pubertas
Pubertas
adalah masa ketika
seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis, dan
pematangan fungsi seksual.
Masa pubertas dalam
kehidupan kita biasanya
dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh
tahun dan berakhir lebih
kurang di usia
15 hingga 16
tahun. Pada masa
ini memang pertumbuhan
dan perkembangan berlangsung dengan
cepat. Pada perempuan pubertas
ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan mimpi basah ( 7 ).
Pada
saat seorang anak memasuki masa pubertas
yang ditandai dengan menstruasi pertama
pada remaja putri
atau pun perubahan
suara pada remaja putra,
secara biologis dia
mengalami perubahan yang
sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba
memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang
menjadi aktif dalam memproduksi dua
jenis hormon (gonadotrophins atau
gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan
pertumbuhan, yaitu: 1)
Follicle-Stimulating Hormone
(FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH).
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan
estrogen dan progesterone:
dua jenis hormon kewanitaan. Pada
anak lelaki, Luteinizing
Hormone yang juga
dinamakan Interstitial-Cell
Stimulating Hormone (ICSH)
merangsang pertumbuhan
testosterone. Pertumbuhan secara
cepat dari hormon-hormon
tersebut di atas merubah
sistem biologis seorang
anak. Anak perempuan
akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem
reproduksinya sudah aktif.
Selain itu terjadi juga perubahan fisik
seperti payudara mulai berkembang, dll.
Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan
dalam suara, otot,
dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara
cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Karakteristik anak puber antara lain: merasa diri
sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil
sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur
dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan
kelompok atau genk sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak
mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan
dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada
hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan
informasi yang benar dan jelas (8).
Ciri-Ciri Masa Pubertas
- Periode
tumpang tindih
- Periode
yang singkat
- Masa
puber dibagi dalam tahap-tahap
- Masa
pertumbuhan dan perubahan yang pesat
- Masa
negatif
- Terjadi
pada berbagai usia
Tahap Pubertas
- Tahap
Pra Puber
Dalam tahap pra puber ciri-ciri seks sekunder mulai
tampak tetapi organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
- Tahap
Puber
Kriteria kematangan seksual mulai muncul, terjadi
haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pada anak laki-laki.
Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam
organ-organ seks.
- Tahap
Pasca Puber
Ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan
organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Kondisi yang
Menyebabkan Perubahan Pubertas
- Peran
Kelenjar Pituitary
Kelenjar pituitary mengeluarkan dua
hormon yakni hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya
individu dan hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
kegiatan. Dalam keadaan demikianlah perubahan-perubahan pada masa puber mulai
terjadi.
- Peranan
Gonad
Dengan pertumbuhan dan perkembangan
gonad, organ seks yakni ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya menjadi
matang dan ciri seks sekunder seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
- Interaksi
Kelenjar Pituitary dan Gonad
Hormon yang dikeluarkan oleh gonad
yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan penurunan jumlah
hormon pertumbuhan secara berangsur-angsur dan sehingga menghentikan proses
pertumbuhan. Interaksi anatar hormon gonadotropik dan gonad berlangsung terus
sepanjang kehidupan reproduksi individu dan berkurang menjelang wanita
mendekati menopause dan pria mendekati klimakteric.
Ciri Seks Primer
1. Ciri
Seks Primer pada Laki-Laki
Gonad atau testis yang terletak
pada scrotum pada usia 14 tahun baru sekitar 10 persen dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan
pesat selama satu atau dua tahun setelah itu pertumbuhannya menurun. Testis
sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Setelah pertumbuhan testis
meningkat maka pertumbuhan penis meningkat pesat. Yang mula-mula meningkat
adalah panjangnya kemudian berangsur-angsur dengan besarnya. Kalau fungsi organ
reproduksi pria sudah matang maka biasanya mulai terjadi mimpi basah.
2. Ciri
Seks Primer pada Wanita
Berat uterus anak usia 11 atau 12
tahun berkisar 5,3 gram. Pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Tuba
falopi, telur-telur dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunujuk
pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah
datangnya haid.
Ciri Seks Sekunder
- Ciri Seks Sekunder
pada Laki-Laki
a. Tumbuhnya
rambut kemaluan setelah testis dan penis mulai membesar. Kemudian setelah
pertumbuhan rambut kemaluan hampir selesai timbullah rambut ketiak dan rambut
di wajah.
b. Kulit
menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-pori meluas.
c. Kelenjar
lemak semakin membesar dan menjadi lebh aktif sehingga dapat menimbulakan
jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah
banyak.
d. Otot
bertambah besar dan kuat sehingga member bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan
bahu.
e. Suara
berubah menjadi serak.
f. Benjolan
kecil di sekitar susu pria mulai timbul. Ini berlangsung selama beberapa minggu
dan kemudian menurun baik jumlahnya maupun besarnya.
- Ciri Seks Sekunder
pada Perempuan
a. Pinggul
menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak bawah kulit.
b. Payudara
muali berkembang, putting susu membesar dan menonjol, dan dengan berkembangnya
kelenjar susu payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
c. Rambut
kemaluan timbul. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak.
d. Kulit
menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, dan lubang pori-pori bertambah
besar.
e. Kelenjar
lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat
menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mengelurkan banyak keringat
dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.
f. Otot
semakin besar dan semakin kuat sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan
tungkai kaki.
g. Suara
menjadi lebih penuh dan semakin merdu. (9)
PERKEMBANGAN
PERILAKU REMAJA
Perkembangan perilaku remaja pada
masa pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu sebagai
berikut :
1.
Perkembangan
Perilaku Kognitif Remaja
Perkembangan
kognitif remaja, dalam
pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif)
merupakan periode terakhir
dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal
(period of formal
operations). Pada periode ini, idealnya para
remaja sudah memiliki
pola pikir sendiri
dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif
pemecahan masalah beserta
kemungkinan akibat atau hasilnya.
Kapasitas berpikir secara
logis dan abstrak
mereka berkembang sehingga mereka
mampu berpikir multi-dimensi
seperti ilmuwan.
Para
remaja tidak lagi
menerima informasi apa adanya, tetapi
mereka akan memproses informasi
itu serta mengadaptasikannya dengan
pemikiran mereka sendiri. Mereka
juga mampu mengintegrasikan pengalaman
masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi
konklusi, prediksi, dan rencana untuk
masa depan. Dengan
kemampuan operasional formal
ini, para remaja
mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Masa remaja ialah masa semakin meningkatnya
pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil
keputusan disbanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten
daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin
kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman
adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan
mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan
keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi
masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untu member
mereka pilihan-pilihan yang memadai (10).
2.
Perkembangan
Perilaku Sosioemosional Remaja
Masa remaja
merupakan masa yang penuh gejolak. Pada
masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat
cepat. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari
di rumah. Meski
mood remaja yang
mudah berubah-ubah dengan
cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah
psikologis.
Dalam
hal kesadaran diri,
pada masa remaja
para remaja mengalami
perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka
sangat rentan terhadap
pendapat orang lain
karena mereka menganggap
bahwa orang lain
sangat mengagumi atau
selalu mengkritik mereka
seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka
sendiri. Anggapan itu membuat
remaja sangat memperhatikan
diri mereka dan
citra yang direfleksikan
(self-image).
Remaja cenderung untuk
menganggap diri mereka
sangat unik dan
bahkan percaya keunikan
mereka akan berakhir
dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri
akan bersolek berjam-jam
di hadapan cermin
karena ia percaya
orang akan melirik dan
tertarik pada kecantikannya, sedang
remaja putra akan
membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan
“hebat”.
Para remaja
juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat “tidak
memikirkan akibat” dari
perbuatan mereka. Tindakan
impulsif sering dilakukan;
sebagian karena mereka
tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat
jangka pendek atau
jangka panjang.
Remaja
yang diberi kesempatan
untuk mempertangung-jawabkan perbuatan
mereka, akan tumbuh
menjadi orang dewasa
yang lebih berhati-hati,
lebih percaya-diri, dan
mampu bertanggung-jawab. Rasa
percaya diri dan
rasa tanggung-jawab inilah
yang sangat dibutuhkan
sebagai dasar pembentukan
jati- diri positif pada remaja.
Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan
lingkungan. Bimbingan orang yang lebih
tua sangat dibutuhkan
oleh remaja sebagai
acuan bagaimana menghadapi masalah
itu sebagai “seseorang
yang baru”; berbagai
nasihat dan berbagai
cara akan dicari
untuk dicobanya.
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa
puber pada keadaan fisik remaja juga memperngaruhi sikap dan perilaku. Namun
ada bukti yang menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap dan perilaku yang
terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat dari perubahan sosial daripada
akibat perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh. Semakin
sedikit simpati dan pengertian yang diterima remaja puber dari orang tua,
kakak-adik, guru-guru, dan teman-teman dan semakin besar harapan-harapan social
pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-perubahan
fisik.
Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada
remaja perempuan daripada remaja laki-laki, sebagian disebabkan karena remaja
perempuan biasanya lebih cepat matang daripada remaja laki-laki dan sebagian
karena banyak hambatan-hambatan social mulai ditekankan pada perilaku remaja
perempuan justru pada saat remaja perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari
berbagai pembatasan. More membahas sebab-sebab mengapa remaja laki-laki tidak
banyak berpengaruh oleh perubahan-perubahan masa puber seperti halnya remaja
perempuan:
Masa puber rupanya lebih merupakan kejadian yang
berlangsung secara bertahap. Tidak terjadi secara serentak dengan kepesatan
perkembangan seperti yang dialami remaja perempuan. Rangsangan yang ditimbulkan
sama kuatnya atau lebih kuat bagi pria namun ia mempunyai kesempatan lebih
akrab untuk menyesuaikan dirinya.
Karena mencapai masa puber lebih dulu, remaja
perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu daripada
remaja laki-laki. Tetapi perilaku remaja perempuan lebih cepat stabil daripada
remaja laki-laki, dan remaja perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa
puber.
Seberapa serius perubahan masa puber akan
mempengaruhi perilaku sebagian besar bergantung pada kemampuan dan kemauan
remaja puber untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang
lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang
lebih baik. Seperti yang dijelaskan Dunbar, “Reaksi efektif terhadap perubahan
terutama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi…. Komunikasi adalah cara
untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan”. Remaja yang merasa
sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain lebih banyak berperilaku
negatif daripada remaja yang mampu dan mau berkomunikasi (11)
Akibat
perubahan masa puber pada sikap dan perilaku remaja adalah sebagai berikut (12)
:
1. Ingin
Menyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi,
remaja biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan
keluarga dan sering bertengkar pada teman-teman dan pada anggota keluarga.
Remaja puber kerap melamun, sering tidak dimengerti dan diperlakukan dengan
kurang baik, dan ia juga mengadakan ekperimen seks melalui masturbasi. Gejala
menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari milieu orang tua
dengan maksud untuk menemukan dirinya. Erikson menyebutnya untuk menemukan
identitas diri (13)
2. Bosan
Remaja puber bosan dengan permainan yang sebelumnya
amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan
pada umumnya. Akibatnya, remaja sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya
diberbagai bidang menurun. Remaja menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi
khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.
3. Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi
pola koordinasi gerakan, dan remaja akan merasa kikuk dan janggal selama
beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara
bertahap.
4. Antagonisme
sosial
Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama,
sering membantah, dan menentang. Permusuhan terbuka anatara dua seks yang
berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan.
Dengan berlanjutnya masa puber, remaja kemudian menjadi lebih ramah, lebih
dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
5. Emosi
yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan
kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan
ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini remaja merasa khawatir,
gelisah, dan cepat marah. Sedih, mudah marah, dan suasana hati yang negative
sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin
matangnya keadaan fisik remaja, ketegangan lambat laun berkurang dan remaja sudah
mulai mampu mengendalikan emosinya.
6. Hilangnya
kepercayaan diri
Remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri
sekaran menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan
fisik menurun dank arena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tua dan
teman-temannya. Banyak remaja laki-laki dan perempuan setelah masa puber
mempunyai perasaan rendah diri.
7. Terlalu
sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber
menyebabkan remaja menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena
takut orang-orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan member komentar
yang buruk.
3.
Perkembangan
Perilaku Seksual Remaja
a. Berpacaran
Berpacaran dikalangan remaja
bukanlah merupakan hal yang biasa, dibuktikan dari hampir sebagian responden
menyatakan bahwa mereka pernah atau sedang berpacaran. Sebagian remaja
berpendapat bahwa pacaran juga memberikan dampak yang positif, misalnya terpacu
untuk belajar lebih giat atau memberikan dampak negatif terhadap perilaku
remaja mengarah keseksualitas. Usia pertama berpacaran berkisar 14-17 tahun.
Hal ini di dukung juga dari kegiatan yang biasa dilakukan remaja ketika
berpacaran adalah ngobrol, namun tak jarang juga berpacaran diselingi dengan
berciuman. Mengapa remaja memilih berpacaran ? banyak faktor pendorong yang
menyebabkan remaja memilih berpacaran. Dikalangan remaja muncul trend yang
menyatakan bahwa jika seseorang remaja berpacaran berarti remaja tersebut
modern dan tidak “kampungan”. Perkembangan terhadap informasi juga menjadi
salah satu pendorong (14)
b. Mengenal
Media pornografi
Sebagian besar remaja pernah
menggunakan/melihat media pornografi pada saat berusia 14-17 tahun. Pada masa
tersebut merupakan masa remaja dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Dan
sepatutnya pada masa ini, remaja memperoleh informasi seks yang benar sehingga
remaja tidak salah dalam bertingkah laku. Informasi tersebut memang sangat
diperlukan oleh remaja. Informasi mengenai kesehatan reproduksi merupakan hal
yang perlu diketahui bagi remaja. Lembaga pendidikan hendaknya memikirkan
bagaimana agar informasi tersebut dapat diberikan melalui sekolah oleh seorang
guru tau dijadikan suatu mata pelajaran penunjang byang memiliki kurikulum
pelajaran.
Media yang biasa/ sering digunakan
remaja yaitu foto/gambar (semakin maraknya internet sehingga remaja
memanfaatkannya untuk hal yang negatif dengan mengunjungi situs-situs X yang
memberikan informasi seks yang tidak terbatas), majalah dan VCD/ film (semakin
banyak dan mudahnya diperoleh remaja didukung dengan harga yang relatif terjangkau).
Kebanyakan remaja menggunakanmedia
pornografiu di rumah, sekolah, bioskop atau rumah teman. Remaja cenderung
memilih di rumah teman, karena merasa lebih leluasa dan dapat berdiskusi
bersama jika ada yang tidak dipahami. Sumber media pornografi sebagian besar
diperoleh melalui teman, menyewa atau membelinya sendiri akibat dorongan rasa
ingintahu yang tinggi. Keinginan tahu remaja adalah hal yang wajar, namun
bagaimana mengemasnya dan cara penyampaian informasi yang tepat, gar remaja
tidak salah menafsirkannya.
c. Mengalami
Masalah Masturbasi dan Hubungan seksual
Pemahaman
remaja mengenai masturbasi atau onani masih sangatlah rendah. Dan dikalangan
remaja berpendapat bahwa jika melakukan masturbasi atau onani berarti melakukan
perbuatan yang melanggar norma. Hubungan seksual merupakan perilaku seksual
yang tertinggi, karena jika remaja berani melakukan hal tersebut berarti remaja
telah dan harus siap menerima segala resiko yang akan dihadapi.
Pada
umumnya usia pertama kali melakukan hal tersebut berkisar 15-19 tahun. Pada
masa ini memang secara fisik telah siap, namun banyak hal lain perlu diingat
bahwa resikonya pun akan besar. Pacar merupakan pasangan utama melakukan
hubungan seks tersebut. Hal ini berarti kondisi pacaran dapat mendorong dan
merangsang untuk melakukannya. Didukung dengan pacaran yang dilakukan di rumah
tanpa adanya pengawasan dari orang tua atau saudara. Alasan utama remaja
melakukan hubungan seksual adalah karena cinta atau sama-sama mau, terangsang
dan rasa ingin tau. Jika dilihat dari umur remaja pertama kali melakukan
hubungan seksual, telah dapat tercermin bahwa memang ketiga alasan di atas lah
yang mendorong seorang remaja menyerahkan kehormatannya (15 )
d. Mengalami
berbagai Permasalahan Remaja
Apabila remaja dihadapkan dalam suatu
kondisi yang tidak diinginkan maka tjika terjadi kehamilan, remaja kebanyakan
akan memilih akan meneruskannya dan menikah, karena menurut kalangan remaja
bahwa pengguguran kandungan merupakan perbuatan yang tercela. Dan jika pun
pengguguran kandungan yang dipilih maka hal tersebut akan dilakukan dengan
seorang dokter kandungan.(16)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan isi
makalah, maka dapat disimpulkan bahwa
pubertas merupakan masa
pertumbuhan tulang-tulang dan
kematangan seksual yang
terjadi pada masa awal remaja, dimana ditandai dengan
adanya menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada pria yang diikuti oleh
cirri-ciri seks sekunder, seperti tumbuhnya rambut pada ketiak dan kemaluan,
pinggul membesar, payudara membesar, suara berubah. Hal tersebut berdampak pada
perkembangan perilaku remaja, baik secara kognitif (operasional formal),
sosioemosional (ingin menyendiri, bosan, emosi meningkat), maupun seksual
(berpacaran, hubungan seksual, pornografi).
Saran
Remaja
memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja yang
mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga mereka
menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas diri
tersebut yang memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan identitas diri
yang sesuai dengan dirinya dan norma yang ada. Identitas diri tersebut yang
nantinya akan menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian identitas diri
pada remaja dapat di bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik itu lingkungan
sekolah atau lingkungan di luar sekolah. Bimbingan oleh keluarga dilakukan dengan
memberitahukan batasan-batasan norma yang yang berlaku di agama ataupun
masyarakat, pemberitahuan tentang norma tersebut diharapkan agar remaja dapat
berprilaku sesuai dengan norma yang ada. Sedangkan bimbingan yang dilakukan di
sekolah dengan cara memberikan pelajaran tentang moral, norma dan masa
pubertas. Lingkungan di luar sekolah juga dapat mempengaruhi perilaku remaja,
karena lingkungan yang baik tentunya juga akan memberikan contoh perilaku yang
baik bagi remaja yang ada di lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
4. Hurlock,
E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
8. Noviasari,
E., Saputri, K. N., Masrurroh, I. N. Mata Pelajaran Pendidikan Reproduksi
Remaja dalam Kurikulum SMP untuk Menghindarkan Remaja dari Tindak Aborsi Akibat
Free Seks. 2010. Available from : URL:http://kemahasiswaan.um.ac.id
9. Hurlock,
E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
10. Santrock,
J. W. 2002. Life Span Development.
Jakarta : Erlangga
11. Hurlock,
E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
12. Hurlock,
E. B. 1980. Psikologi Perkembangan. Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
13. Monks,
Knoers, Hadiyanto, S. R. 1982. Psikologi
Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogjakarta : UGM Press.
15. Papalia,
D. E., Old, S. W., Feldman, R. T. 2008. Human
Development (Psikologi Perkembangan) Bagian V s/d IX. Jakarta : Penerbit
Kencana.