Entah kenapa timeline itu begitu memikat.
Walau (tak) lupa akan waktu.
Namun, terus dikejar hingga batas lini masa itu.
Ya, semakin dikejar semakin kenal.
Semakin kenal dan semakin.
Argh, bahkan tak tau semakin apa?
Entah semakin bahagia, semakin tertawa, semakin kagum, semakin cinta.
Purely tak tau semakinnya.
Bahagia melihat tweet yg terkesan ramah tapi cuek itu.
Ya, itulah sikap kepada wanita.
Entah dia single, punya pacar atau hanya seorang tetangga (?)
Dan tertawa melihat tingkah geli dengan rekan yg laki-laki.
Kau seakan di bully dengan kejombloan yang menyelimuti.
Dianggap h*m* karena sampai tingkat empat ini belum kunjung mempunyai teman wanita istimewa.
Tetap kagum dengan caramu memandang islam.
Bahkan karena islamlah kau tetap meneruskan nazar itu.
Nazar yg ingin kau capai hingga mampu memegang stetoskop dengan gelar.
Kagum dengan cita-citamu yang pernah kau ceritakan dulu.
Cerita aneh, membingungkan, tapi begitu spiritual.
Ya, kau yang besar di kota (mayoritas) nasrani mempunyai perspektif sebagus itu.
Aaaaaargh. Semua itu membuat semakin dan semakin.
Cinta?
Entahlah.
Aku hanya tak mau mendahulu ucapan itu sebelum aku benar-benar mengucapkannya pada suamiku.
Yang (belum) tentu itu kamu.
Ya, (belum) tentu kamu.
Published with Blogger-droid v2.0.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar