Kamis, 18 Oktober 2012

BERUBAH





Berubah...

Jeng Jeng Jeng Jeng

 Ini bukan berubah sembarang berubah, bukan juga berubah menjadi rubah, apalagi berubah sambil menghancurkan rumah.

Ini berubah adalah real berubah, berubah agar diri tidak semakin “lelah”.

Okesip, pernah merasakan sakit hati yang dalam terus dongkol sama orang?

Oh tentu pernah dong ya, kite kan juga manusia kayak manusia pada umumnya.

Bagaimana perasaan kita ketika itu? Sakit? Marah? Benci? Errr negatif semua deh ya pokoknya.

Tapi pernahkah kita berpikir tentang orang yang menyakiti kita itu?

Gak usah dijawab deh ya. Pada saat itu kemungkinan besar pikiran  penuh dengan bumbu negatif, jadi nyalahin aja bawaannya.

Tapi telisik demi telisik, hal ini membahayakan loh?

Hati yang sakit malah bisa bikin penyakit.

Jadi, di sini kita harus berubah.

Ya, berubah dalam mengolah pikiran kita menjadi tidak negatif sehingga terjadilah penetralisir perasaan sakit.

Gak percaya? Bingung? Langsung take example deh ya

“Saat kita naik motor di jalanan yang licin dan basah setelah diguyur hujan, kita tentu hati-hati naik motornya supaya tidak kecipratan air yang mampu mengotori pakaian. Namun, ketika di dekat kubangan jalan, ada pengendara mobil atau motor yang menyalip kita sehingga kita jadi tersemprot oleh air kubangan setelah hujan, bagaimanakah reaksi kita?”

Opsi 1:  Kita marah, melakukan sumpah serapah, dan mungkin akan memaki.

Opsi 2 : Kita berpikir bahwa si pengendara mobil atau motor itu sedang buru-buru dijalanan karena saudaranya meninggal dunia atau kritis di rumah sakit, atau rumah mereka kebakaran sehingga harus buru-buru menyelamatkan barang.

Kita bisa memilih respon atas perasaan yang menimpa kita melalui pikiran, jika kita berpikiran tentang opsi 2 apakah kita akan sakit hati teman-teman?

Saya yakin tidak, malah kita akan bergegas mendoakan supaya selamat sampai tujuan.

Namun, apa jadinya ketika memilih opsi 1, apakah bisa mengembalikan pakaian yang terciprat jadi bersih kembali? Belum lagi, kita semakin mengotori hati bukan?

So, kita harus berubah dalam mengelola pikiran agar mampu memilih respon positif yang akan diberikan dan membuat perasaan nyaman.




Bagaimana menurut Anda?







Tidak ada komentar:

Posting Komentar