Awalnya perusahaan/organisasi telah menemukan sso yg dianggap sgt kompeten yg diperoleh dari serangkaian proses seleksi kerja (TPA, psikotes, wawancara, dll). Namun kenyataannya yg bersangkutan dianggap tdk produktif & hrs diberhentikan. Bgmn hal ini jika ditilik dr faktor "the right man in the right place" & dari sudut pandang psikologi rekayasa ?
Jawaban:
Sebuah perusahaan besar tentulah memerlukan
orang-orang yang handal dalam bidangya, perusahaan itu pada umumnya ingin
mencari karyawan yang benar-benar the
best untuk pekerjaannya tersebut. Dengan serangkaian proses seleksi kerja,
dari Tes Potensi Akademik yang harus berstandar di atas rata-rata, Psikotes yang
berjam-jam, wawancara kerja dengan HRD (Human
Research Development) , dan lain-lain tentulah orang-orang yang lulus
seleksi dan direkrut perusahaan tersebut orang-orang yang benar-benar the right man in the righ place. Betapa
tidak? Seabrek seleksi untuk menempati jabatan itu sudah terlampaui.
Engineering psychology (Psikologi kerekayasaan) adalah
suatu kerekayasaan faktor-faktor manusia (human
factors engineering), kerekayasaan manusia (human engineering), egronomika (egronomics),
psikoteknologi, dan psikologi eksperimen terapan. Psikologi kerekayasaan ini terutama
memperhatikan penemuan dan penerapan informasi tentang perilaku dalam kaitannya
dengan mesin-mesi, peralatan, pekerjaan, dan lingkungan kerja.
Dalam kasus
tersebut dapat ditilik kembali bagaimana serangkaian proses seleksi itu
dianggap berhasil untuk menempatkan seseorang yang right di bidangnya dan
bagaimana peranan dari kondisi kerja dari perusahaan tersebut, sehingga orang
yang bersangkutan dianggap sudah tidak produktif lagi.
Penempatan seseorang
the man in the right sudah melalui prosedur benar dan langkah awal dari suatu
rekrutmen karyawan, dengan begitu tidak dapat disalahkan bahwa proses seleksi
itu salah, tetapi mungkin dalam proses seleksi itu harus lah juga menggunakan
seleksi tes practice (tes langsung praktek nyata pada perusahaan).
Kenyataan di
lapangan, seseorang tersebut sudah tidak produktif lagi, tidak produktifnya
seseorang dari sudut pandang in the man in the right place (penempatan kerja)
dan psikologi kerekayasaan disebabkan oleh faktor usia (usia non-produktif),
lingkungan (bagaimana kondisi kerja perusahaan tersebut, atau karena orang
tersebut benar-benar tidak mampu dalam posisi tersebut?
Kondisi kerja
dari sudut pandang psikologi kerekayasaan itu terdiri dari kondisi fisik kerja
dan kondisi waktu kerja, seseorang tersebut bisa saja tidak produktif karena
iluminasi, warna, kebisingan, music, dan lain-lain yang tidak ‘dia bangets’
sehingga karyawan tersebut kurang dapat meng-explor dirinya agar lebih baik
lagi dan bekerja produktif seperti yang diharapkan perusahaan.
Kondisi waktu
kerja ternyata juga memberikan pengaruh seseorang dalam produktif atau tidaknya
dalam melakukan sesuatu dari suadut pandang psikologi kerekayasaan, di mana
faktor jam kerja lembur, jam kerja yang
kurang sesuai, kerja paro waktu-waktu tetap, dan 4 hari minggu kerja juga
menjadi penyebabnya.
Jadi seseorang
yang benar-benar sudah lulus dalam proses seleksi kerja karyawan dapat saja
dianggap kurang produktif ketika benar-benar sudah terjun dalam pekerjaannya karena
faktor-faktor tersebut.
****
Kasus ini adalah salah satu tugas mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi waktu semester 3
hihihi
tulisan ini cukup membantu saya aktif di kelas :)
BalasHapus