IDEOLOGI : SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
1.
KASUS
EMANSIPASI PEREMPUAN DALAM FILM PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN
Ini adalah
sebuah kisah pengorbanan seorang perempuan, Seorang anak kyai Salafiah
sekaligus seorang ibu dan isteri. Anissa, seorang perempuan dengan pendirian
kuat, cantik dan cerdas. Anissa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di
pesantren Salafiah putri Al Huda, Jawa Timur yang konservatif.
Sejak kecil Annisa
sering protes mengapa yang boleh jadi pemimpin itu hanya laki-laki tetapi
protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Beranjak dewasa di
lingkungan pesantren Annisa diam-siam berani menyeliapkan buku-buku modern
untuk santri di Pesantren. Secara diam-diam pula, Anissa mendaftarkan kuliah ke
Jogja dan diterima tapi Kyai Hanan tidak mengijinkan, dengan alasan bisa
menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian
jauh dari orang tua. Anissa merengek dan protes dengan alasan ayahnya, tapi
tidak ada daya. Annisa dinikahkan dengan seorang yang tidak dicintainya, tapi
Annisa tetap memperjuangkan agar kedudukan wanita itu sama dengan laki-laki.
2.
PEMBAHASAN
IDEOLOGI SEBAGAI SUMBER PERUBAHAN SOSIAL
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.. Tujuan utama dibalik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi
atau gagasan yang ditampilkan di film “Perempuan Berkalung Sorban” adalah
sebuah ideologi atau gagasan dari Annisa yaitu sebagai berikut :
a.
Kedudukan / peran perempuan agar sama dengan laki – laki contohnya
perempuan bisa memimpin,dapat pendidikan yang tinggi seperti laki-laki.
b.
Menghilangkan streotipe bahwa perempuan yang hidup di lingkungan
pesantrenpun harus memiliki wawasan luas tentang dunia misalnya menyelipkan
buku – buku modern untuk dibaca santri.
Gillin
dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya
penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk
pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau
sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan
menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur
sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan
yang lain.
Sumber
dari perubahan sosial yang mempengaruhi terjadi perubahan sosial adalah
teknologi, ideologi, ekonomi dan politik, inovasi kebudayaan, kompetisi dan
konflik, event dan penduduk, serta lingkungan fisik.
Di samping adanya faktor-faktor yang mendorong
perubahan sosial, maka sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menghambat. Ada
beberapa indikator yang merupakan faktor penghambat proses perubahan sosial,
yaitu sebagai berikut :
1.
Kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain
2.
Perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat
3.
Sikap masyarakat yang
sangat tradisional
4.
Adanya kepentingan-kepentingan
yang telah tertanam kuat
5.
Perasaan takut akan
terjadinya kegoyaha pada integrasi kebudayaan
6.
Prasangka terhadap suatu
difusi / hal-hal asing / hal- hal baru
7.
Ideologis
8.
Adat dan kebiasaan
Berdasarkan hal di
atas, ideologi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi / sumber dari
perubahan sosial tetapi juga dapat menjadi penghambat dari terjadinya perubahan
sosial.
Berdasarkan kasus
yang terjadi di Film “Perempuan Berkalung Sorban” ini ideologi berperan sebagai
penghambat dari perubahan sosial tetapi Annisa memperjuangkan gagasannya
sehingga juga menjadi sumber perubahan sosial.
a.
Ideologi sebagai penghambat perubahan sosial
Film
“Perempuan Berkalung Sorban” ini menceritakan tentang sebuah pondok pesantren
yang konservatif, di mana segala sesuatu yang berasal dari luar akidah yang
diyakini seperti hal-hal yang modern tidak diterima dan tidak diterapkan untuk
santrinya. Pada film ini pun dijelaskan bahwa kedudukan perempuan ini
sebenarnya adalah di bawah laki-laki sehingga kedudukan dan peran dari
laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Ideologi
yang seperti itulah membuat santri – santri di Pesantren tersebut menjadi penghambat
perubahan sosial, karena yang seperti kita ketahui bahwa era Kartini sudah
terjadi perubahan sosial yang mana perempuan menempati kedudukan yang setara
dengan laki-laki. Namun, iedologi di Pesantren itulah yang menjadi penghambat
gerak perubahan santri-santrinya.
b.
Ideologi sebagai sumber perubahan sosial
Ideologi
atau gagasan yang dikemukaan oleh Annisa dalam cuplikan Film “Perempuan
Berkalung Sorban” itu adalah sebuah terobosan baru untuk kalangan perempuan
yang hidup di Pesantren sehingga dapat membawa perubahan yang besar pada santri
– santri selanjutnya.
Adapun
idelogi atau gagasannya adalah sebagai berikut :
a.
Kedudukan / peran perempuan agar sama dengan laki – laki contohnya
perempuan bisa memimpin,dapat pendidikan yang tinggi seperti laki-laki.
b.
Menghilangkan streotipe bahwa perempuan yang hidup di lingkungan
pesantrenpun harus memiliki wawasan luas tentang dunia misalnya menyelipkan
buku – buku modern untuk dibaca santri.
Ideologi
atau gagasannya tersebut memang tidak langsung membawa perubahan sosial dengan
cepat tetapi banyak sekali rintangan dan hambatan yang menyertai sehingga
perubahan sosial yang terjadipun adalah perubahan sosial dalam bentuk lambat.
Kesimpulan
:
Ideologi atau gagasan adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi atau sumber dari perubahan sosial, tetapi ideologi juga dapat
menjadi faktor penghambat terjadinya perubahan sosial. Hal itu tergantung dari
bentuk ideologi atau gagasannya, streotipe masyarakat, ataupun usaha yang
dilakukan oleh masyarakat.
****
Nulis ini bukan berarti saya setuju dengan emansipasi perempuan, hanya sebagai tulisan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perubahan Sosial ketika semester VI (10 April 2011)
Such an ideology makes obstacles to social change, because, as we all know, this era was a social change in which women occupy equal positions with men.
BalasHapus