Jumat, 23 November 2012

Motivasi Belajar, Hmmmmm (Its IMO)


UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Sebagai seorang pendidik, guru tidak harus tinggal diam ketika ada anak didik yang tidak terlibat langsung dalam belajar bersama. Usaha perbaikan harus dilaksanakan agar mereka bergairah belajar.

Menurut De Decca dan Grawford (1974) ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemelihraan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat mengairahkan anak didik, memberikan harapan yang realitstis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

1.      Menggairahkan anak didik
-          Guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan.
-          Guru harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan metode pembelajaran discovery learning dan metode sumbang saran (brain storming).
-          Guru harus mengetahui pengetahuan yang cukup untuk disposisi awal setiap anak didiknya agar dapat menggairahkan anak didik.

2.      Memberikan harapan realistis
Harapan yang diberikan tentu saja terjangkau dan dengan pertimbangan yang matang. Harapan yang tidak realistis adalah kebohongan itu yang tidak disenangi anak didik. Jadi, jangan coba-coba menjual harapan munafik bila tidak ingin dirugikan oleh anak didik.

3.      Memberikan insentif
Bila naka didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (baik berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya sehingga anak didik terdorong melakukan usaha lebih lanjut untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Insentif yang demikian diakui keampuhannya untuk membangkitkan motivasi secara signifikan.

4.      Mengarahkan perilaku anak didik
Menurut French dan Raven (1959) yang dikutip oleh Gage dan Berliner (1979) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, yaitu :
a.       Pergunakan pujian verbal
Kata-kata seperti ‘bagus’, ‘baik’, ‘pekerjaan yang memuaskan’ yang diucapkan segera setelah anak didik selesai mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan merupakan pembangkit motivasi yang besar.
b.      Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
Kenyataan bahwa tes dan nilai digunakan sebagai dasar berbagai hadiah sosial (penerimaan lingkunagn, promosi, pekerjaan yang baik, uang yang lebih banyakdan sebagainya) meyebabkna tes dan nilai dapat menjadi  suatu kekuatan untuk memotivasi anak didik. Penyalahgunaan tes dan nilai akan mengakibatkan menurunnya keinginan anak didik untuk berusaha belajar dengan baik.
c.       Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
Rasa ingin tahu pada anak didik melahirkan kegiatan yang positif, yaitu eksplorasi. Kebangkitan motivasi tidak dapat dibendung bila di dalam diri anak sudah membera rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi.
d.      Melakukan hal yang luar biasa
e.       Merangsang hasrat anak didik
Hasrat anak didik perlu dirangsang dengan memberikan kepada anak didik sedikit contoh hadiah yang akan diterimanya bila ia berusaha dan berprestasi dalam belajar.
f.       Memanfaatkan apersepsi anak didik
Bahan apersepsi merupakan seperangkat materi yang dikuasai yang melicinkan jalan menju penguasaan materi pelajaran yang baru.
g.      Terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks unik dan luar biasa agar anak didik  tebih terlibat dalam belajar.
h.      Minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya.
i.        Pergunakan simulasi dan permainan
j.        Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.
k.      Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenagkan terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar, yaitu :
-          Anak didik kehilangan harga diri karena gagal memahami atau memecahkan suatu permasalahan dengan tepat.
-          Dari aspek fisik, anak merasa tidak nyaman seperti duduk terlalu lama.
-          Anak didik frustasi karena tidak mungkin mendapatkan penguatan (reinforcement).
-          Anak didik harus mempelajari materi yang terlalu sulit bagi tingkat kemampuannya
-          Anak didik tidak mendapatkan umpan balik dari guru
-          Anak didik dikelompokkan bersama anak didik yang kurang pandai dibandingkan dirinya.

Sedangkan, menurut sumber lainnya (www.bruderfic.or.id) Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1.      Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.       Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3.       Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.      Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5.       Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6.       Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8.      Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9.       Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10.   Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Cara lain untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah kita sebagai pendidik, menggunakan metode cooperative learning dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif, meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik), meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif dan menambah motivasi dan percaya diri.
Pada penerapan model pembelajaran take and give learning with quiz, ice breaking , siswa termotivasi mengikuti pelajaran fisika yang ditunjukkan dengan keaktifan mereka dalam berdiskusi kelompok, memberikan penjelasan pada teman (give learning), mendengarkan penjelasan teman (take learning), dan berusaha untuk menjawab quiz 2 dengan cepat dan benar. 

Kesimpulan :
Berdasarkan sumber-sumber diatas, saya simpulkan bahwa upaya meningkatkan motivasi anak didik bermacam-macam dan tergantung kondisi dan situasi pembelajaran pada anak dan kondisi kelasnya. Sebagai pendidik, sebaiknya meningkatkan motivasi dengan cara-cara sebagai berikut :
1.      Memberikan insentif (hadiah, pujian, dan reinforcement lainnya, hukuman bisa juga)
2.      Mengarahkan pada pembelajaran yang efektif, baik melalui metode discovery learning, take and give learning, brain storming, ataupun cooperative learning.
3.      Melakukan suatu inovasi baru, baik menggunakan ice breaking ataupun hal-hal yang luar biasa yang jarang dilakukan oleh pendidik, atau menggunakan media yang modern dan menarik, dan metode pengajaran yang bervariasi.
4.      Mengarahkan perilaku anak didik ke hal-hal yang positif dan terorganisir yang membuat anak didik semakin kreatif, kritis dan logis.
5.      Menggairahkan anak didik tentang manfaat pembelajaran, tujuan kedepan yang ingin dicapai.
6.      Memberikan harapan yang realistic.
Referensi :
Amiroh. 2009. Pembelajaran Inovatif. http://blog.unila.ac.id/ Tanggal 10 Maret 2010. Online
Djamarah, B. S. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta : Jakarta
Hasan, Tode. 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. http://www.bruderfic.or.id/  Tanggal 10 Maret 2010. Online.


1 komentar:

  1. This post is very useful and informative. I agree a teacher should be able to educate students, stimulate and guide students' behavior towards the achievement of learning goals.

    BalasHapus