Jumat, 02 November 2012

Mahasiswa Berprestasi


Tulisan ini teruntuk adik-adik mahasiswa baru FK UNLAM atau mahasiswa baru dimanapun berada dengan salah satu tujuannya untuk melengkapi Chapter Guideline Mahasiswa Berprestasi.
Bismillahirrahmanirrahiim….
Akan dimulai dengan  pertanyaan sederhana yang biasa ditujukan untuk mahasiswa.
1.      Apa makna prestasi ?
2.      Mengapa mahasiswa harus berprestasi?
Setiap individu mungkin mempunyai makna prestasi yang berbeda-beda karena individual differences . Ada yang mengatakan bahwa disebut berprestasi ketika  menjadi juara kelas; ada juga yang menyebutkan ketika menjadi atlet tennis, maka disebut berprestasi; ada juga yang menyatakan bahwa berprestasi itu jika bisa mengalahkan orang lain dan menjadi pemenang dan beberapa pendapat lain dari sosok-sosok prestatif lainnya. Namun apakah makna prestasi itu sesungguhnya, cukupkah dengan hal – hal tersebut atau ada yang lebih dari itu?
Makna prestasi adalah kewajiban akan sesuatu yang harus diraih oleh setiap insan. Sejak kecil bahkan mulai dari dalam kandunganpun kita sudah dituntut untuk berprestasi. Bagaimana tidak? Kita adalah satu-satunya sperma dari sekian juta sperma yang berhasil membuahi sel telur dengan perjuangan berat. Perjuangan berat yang pada akhirnya menghasilkan seseorang yang saat ini tengah membaca tulisan saya. Kita adalah pemenang yang dilahirkan di dunia yang berhasil berebut dengan calon jiwa-jiwa lain. The Born Winner Man !!
Jika telah memahami dasarnya seperti  itu, maka sekarang dan untuk ke depannya kita kembali harus bersiap untuk bersaing, karena bukan hanya kita saja satu-satunya insan berprestasi di dalam kandungan ibu dulu, tetapi banyak jutaan insan-insan lain yang menyebar di berbagai belahan bumi. Jadi raihan prestasilah yang akan membuat kita berbeda dengan individu-individu pemenang lainnya.
So, makna prestasi itu adalah sebuah pencapaian, peningkatan, atau perubahan menuju sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Apapun itu, sekecil apapun asalkan lebih baik dari kondisi sebelumnya itulah berprestasi. Contoh konkritnya ketika pagi kemarin kita bangun setelah adzan subuh dan pagi ini kita bangun 1 menit sebelum adzan subuh, maka itu adalah prestasi. Simple bukan ? J
Namun, sayang sekali banyak individu dari kita yang kurang menyadari dan berorientasi untuk mengejar prestasi yang besar-besar saja. Padahal tidak mungkin ada hal yang besar jika tidak ada hal yang kecil. Pepatah juga mengatakan sedikit demi sedikit lama – lama menjadi bukit, jadi untuk berprestasi juga demikian dong. J
Terus, kenapa mahasiswa harus berprestasi?
Sebelum menjawab itu, coba renungkan terlebih dahulu mengapa yang duduk di bangku Perguruan Tinggi disebut mahasiswa. Kata Maha biasanya ditujukan untuk Allah, untuk orang besar, dan orang-orang prestatif serta luar biasa lainnya. Jadi, kata mahasiswa itu adalah sebuah pencitraan yang luar biasa dong ? Hmmmm…. Itu tergantung bagaimana mahasiswanya juga dong. Jika mahasiswa punya rasa “malu” tentu mahasiswa akan berjuang untuk menyadarkan dan membuat dirinya agar layak disebut mahasiswa yang katanya adalah agent of change. Saudaraku, bukankah jika ada perubahan termasuk makna prestasi ? Jadi, berprestasilah :D
Prestasi bagi mahasiswa itu banyak sekali, ada yang menyebutkan jika mendapat IPK tertinggi di kampusnya; disebut berprestasi ketika menjadi ketua senat atau ketua bem maupun ketua organisasi; berprestasi jika dapat kuliah nyambi kerja; berprestasi jika bisa menjadi asisten dosen; atau macam-macam lah.
Semua pendapat di atas itu benar adanya dan layak untuk disebut berprestasi. Bahkan, DIKTI mengapresiasi bagi mahasiswa mana saja untuk berkompetisi memperebutkan gelar Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES). Sebuah ajang tahunan bergengsi yang tidak hanya mempertaruhkan nama pribadi juga nama kampus.
Menurut DIKTI, Mahasiswa Berprestasi adalah mahasiswa yang berhasil mencapai prestasi tinggi, baik kurikuler maupun ko/ektrakurikuler, mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bersikap positif dan berjiwa Pancasila. Wow, awesome. :p
Apa saja sih yang kiat-kiat untuk menjadi MAWAPRES DIKTI ?
Saudaraku, Dirjen Pendidikan Nasional itu tidak hanya menuntut mahasiswa untuk menjadi peraih IPK tertinggi di kampus baru dapat mengikuti ajang seleksi ini karena IPK hanya mendapat porsi 25 % saja. 75 % lainnya dipecah untuk kegiatan organisasi, pengalaman kegiatan seminar sebagai peserta, panitia atau pembicara dan kemampuan bahasa asing diluar Bahasa Indonesia dan Inggris karena dua bahasa itu wajib dikuasai aktif oleh mahasiswa.
Tidak mudah memang, tapi itu bukan tidak mungkin. Setiap kita terlahir dengan potensi luar biasa yang kadang kita (malas) untuk menggali, tapi seandainya (malas) itu diterapi dengan baik agar menghilang ditambah suplemen kegiatan organisasi yang diramu agar IPK minimal 3,00 serta mampu capciscus berbagai bahasa maka bukan tidak mungkin yang membaca ini adalah mahasiswa berprestasi selanjutnya !!!!

By – Mia (Psikologi 2008)




1 komentar:

  1. I think only hard work and regular practice help the students to become successful. We should work hard if we want to achieve our goals. It is a rule of success.

    BalasHapus