Ringkasan Penelitian
Kondisi Psikologis dan Strategi Coping Wanita yang Mengalami Amenorea Primer
oleh : Asmiani Fawziah
Amenorea
adalah suatu keadaan di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi
sebagaimana mestinya. Seperti yang kita ketahui, menstruasi merupakan proses
peluruhan dinding rahim yang terjadi secara siklik akibat pengaruh hormonal, mulai dari hormon estrogen, progesteron, LH (Luteinizing
Hormon), sampai FSH (Follicle Stimulating Hormon). Amenorea dapat
dibagi dalam dua bentuk, yaitu: 1. Amenorea
fisiologi, terdapat pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa
laktasi dan sesudah menopause. 2. Amenorea
patologik, lazimnya diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea
sekunder. Pada penelitian ini mengkhususkan membahas mengenai amenorea primer.
Amenorea primer merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi menstruasi pada
wanita yang berusia 16 tahun ke atas dengan karaktersitik seksual sekunder
normal, atau umur 14 tahun ke atas tanpa adanya perkembangan karakteristik
seksual sekunder. Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche)
bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun.
Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan,
keadaan gizi, dan kesehatan umum. Pada wanita yang mengalami amenorea primer
ini tentunya berhubungan dengan kondisi psikologisnya, seperti kecemasan,
konsep diri, dan kepercayaan diri.
Dari observasi dan wawancara ,
peneliti menemukan : Pertama, wanita
yang terlambat menstruasi mengalami kecemasan yang tinggi, ketakutan kehamilan,
atau mengidap penyakit yang menjadi
penunda menstruasinya. Kedua, respon
dari laki-laki terhadap wanita yang mengalami amenorea primer dapat
‘meruntuhkan’ psikologis penderita. Hal ini menjadikan peneliti semakin
bersemangat dan tertantang untuk mengetahui dan memberikan solusi tentang
kondisi psikologis dan strategi coping wanita yang mengalami amenorea primer.
Konsep
diri wanita yang mengalami amenorea primer digambarkan melalui body image dan harga diri. Dukungan sosial yang diperoleh wanita yang
mengalami amenorea primer terbagi menjadi beberapa jenis. Menurut Sarafino
(1998), peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis dukungan sosial meliputi :
Dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.
Wanita
yang mengalami amenorea primer merujuk pada 2 teknik strategi coping, baik itu
pada coping problem directed maupun coping emotional directed. Wanita yang
mengalami amenorea primer akan berusaha untuk melakukan sesuatu yang
konstruktif guna mengubah situasi stres. Terdapat 3 jenis pada teknik coping
ini yaitu: konfrontational, seeking social support, dan planful
problem solving. Dalam mencari pertimbangan biasanya individu akan
melakukan pengaturan emosi (coping
emotional directed).Wanita yang mengalami amenorea primer akan berusaha
untuk menata reaksi emosi terhadap kejadian stresor (Stanton, Kirk, Cameron,
dan Danoff-Burg, 2000). Teknik coping ini memiliki 5 jenis yaitu self-control, distancing, reappraisal, accept responsibility, dan escape/avoidance.
Langkah - langkah strategis untuk coping kondisi psikologis wanita
yang mengalami amenorea primer adalah suatu perubahan mindset para penderita. Mindset
positif berpengaruh agar penderita tetap semangat dan positive thinking pada
kejadian yang menimpanya. Berikut adalah langkah-langkahnya : Pengelolaan
emosi, mengubah pola pikir, mengembangkan konsep diri, percaya, dan terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar